Waktu


Potret Bisnis Waralaba Indomaret
Ketika tengah dibangun, orang sudah bisa memastikan bahwa bangunan di dekat pintu masuk salah satu kompleks perumahan di wilayah Bogor itu bukan untuk tempat tinggal. Dilihat dari bentuknya, bangunan berukuran sekitar 400 m2 itu memang berbeda. Ternyata, benar. Beberapa bulan kemudian setelah pembangunan selesai, di bagian atas bangunan itu tertampang tulisan besar: Indomaret. Tak lama kemudian, minimarket itu pun diresmikan. Dan, dalam hitungan singkat swalayan baru ini mampu menyedot pengunjung. Barangnya lebih lengkap dan harganya juga lebih murah, komentar warga kompleks yang berbelanja di situ.
Mesti diakui bisnis toko semacam Indomaret tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Jumlah gerai Indomaret, misalnya, seperti diungkapkan Direktur Operasional PT Indomarco Prismatama Laurensius Tirta Widjaja -- pengelola jaringan minimarket Indomaret -- hingga akhir September 2005 mencapai 1.262 buah. Ketika tulisan ini dibuat, Indomaret memiliki 1.300 gerai yang beroperasi. Kendati jaringan toko Indomaret sudah sangat luas, Lauren -- demikian panggilan akrab Laurensius -- mengaku jumlah itu masih di bawah target yang ditetapkan. Saya yakin target ini bisa tercapai, katanya optimistis. Pasalnya, selain mengembangkan di wilayah Jabodetabek, Indomaret juga agresif melebarkan jaringan hingga Bandar Lampung, Jember dan Bali. Di Jember, misalnya, yang mulai dikembangkan akhir tahun lalu, kini sudah ada sekitar 60 gerai. Di Bali, ada satu gerai, sedangkan di Lampung rencananya akan dibuka 5-6 gerai baru. Kami masih menjajaki market-nya dulu. Apalagi, ini merupakan pasar baru bagi Indomaret, ujarnya merendah.
Yang menarik, saat ini Indomaret tidak hanya dikenal sebagai toko modern, tetapi juga toko waralaba (franchise) yang memberi kesempatan kepada pemilik modal bersama-sama belajar berwirausaha. Terbukti, dari jumlah gerai yang ada saat ini, 50%-nya dikembangkan dengan pola waralaba. "Target kami, 70%-80% dari total gerai yang dimiliki dikembangkan dengan pola tersebut. Ini arah yang ingin kami kembangkan," kata Lauren menandaskan. Sepertinya Indomaret tak mengalami kesulitan mengembangkan diri menjadi pemain besar di bisnis ini dengan jumlah jaringan terbanyak.
Model kerja sama dengan sistem waralaba yang dikembangkan sejak 1998 kiranya membantu minimarket ini melebarkan jaringannya ke daerah-daerah. Ditambah, pola pikir masyarakat masa kini yang lebih menyukai kenyamanan saat berbelanja dan enggan menawar harga, mendorong mereka berbelanja di pasar modern. Di daerah pun, pergeseran pola belanja makin terlihat. Tak mengherankan, pemilik modal di daerah melihat fenomena ini sebagai daya tarik untuk menanamkan uangnya.
Nama besar Indomaret dan jaringan distribusinya yang kuat menjadi modal utama terwaralaba (franchisee) ini menarik minat pemodal. Sebagai gambaran, jumlah gerai Indomaret di Semarang hingga September lalu sudah mencapai 115. Melihat permintaan pasar yang tinggi, Lauren berencana meningkatkan jumlah gerai di Semarang menjadi 200-300. Begitu pula di Jawa Barat. Bila semula Indomaret hanya dikembangkan di Bandung, kini telah merambah Cirebon dan Garut.(SWA)